Jumat, 11 Mei 2012

KORUPSI DI INDONESIA | MUSTAHIL DIBERANTAS!

Hampir setiap hari saya melihat, membaca, dan mendengar masalah korupsi ini. Mulai dari kejaksaan, kepolisian, bea cukai, dirjen pajak, dan lain-lainnya. Saya tidak tahu kenapa media memblow-up segala sesuatu tentang KKN ini. Apakah karena kebebasan pers atau karena “tidak dapat bagian.” Coba bayangkan, jika anda tiap hari disuguhi tayangan kayak gini apa tidak bosen ? Saya saja sampai mual mendengar segala sesuatu yang berbau kolusi, korupsi, dan nepotisme ini. Memang sudah banyak tindakan yang dilakukan oleh “kaum putih” untuk melawan “kaum hitam”, tetapi saya tetap pesimis Indonesia bisa bebas dari KKN. Jangan kira masalah korupsi ini hanya dialami oleh negara kita ini,  seluruh dunia juga mengalami keadaan yang sama. Hanya ada satu tempat saja dimana kita tidak menemukan korupsi ini, yaitu di surga!




SUSNO DUAJI, GAYUS TAMBUNAN, MISBAHKUN, DAN BAHASJIM
Kalau tidak salah, urut-urutan masalah yang kita lihat saat ini adalah :

Pembunuhan Nazarudin Zulkarnaen
Rekayasa kasus Antasari Azar
Rekayasa kasus Bibit dan Chandra
Makelar kasus Anggodo dan Anggoro
Pengakuan Williardi Wizard
Century gate
Pengakuan Susno Duaji
Korupsi pegawai pajak Gayus Tambunan
Kasus mantan pegawai pajak Bahasyim
Sjahrir Djohan raja Markus
LC fiktif Misbahkun
Jika disingkat menjadi lembaga negara, maka kasus ini meliputi Kepolisian, kejaksaan, KPK, bank Indonesia, Dirjen pajak, dan DPR. Jadi, apa yang ada dalam pikiran anda saat ini ? Mungkinkah korupsi di Indonesia ini diberantas ? Saya pesimis ! Mari kita lihat kasus Susno sejenak. Apakah tindakan Susno ini patut diacungi jempol ? Saya angkat empat jempol saya malahan, namun saya yakin perjuangannya bakalan membentur tembok. Berapa musuh Susno ? Berapa teman Susno ? Berapa banyak orang yang masih memiliki nurani dan rasa keadilan ? Apakah mereka berpangkat ? Saya cuma orang biasa yang merindukan keadilan di kehidupan ini, namun seringkali tidak mendapatkannya. Masyarakat Indonesia adalah pendukung Susno tetapi lembaga negara adalah musuh Susno. Siapakah yang menang ? Anda bisa menebak jawabannya.

Saya heran dengan Gayus, heran karena gajinya yang besar. Kurang lebih 14 juta sebulan, gilaa ! Gaji sebesar itu sudah cukup untuk makan minum enak tiap hari, tapi masih sempet- sempet korupsi ! Tukang becak di depan tempat kerja saya sehari cuman dapat 40.000 rupiah, kerja dari pagi pukul 09.00 sampai 21.00. Makannya nasi bungkus dan ngemper, kalo dikasih lima ribu rupiah saja senang sekali. Pegawai saya kerja dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 sebulan dapat UMR, tiap hari bawa makanan dari rumah, menunya nasi putih, ikan asin, telor dadar, dan sambal. Sebulan sekali makan nasi bebek seharga 7.000 rupiah. Dikasih rokok satu batang aja terima kasihnya gak berhenti-berhenti. Saya tiap bulan gaji gak sampe 10 juta, tapi bisa maka sehari tiga kali dan tiap minggu makan di luar. Ini Gayus gaji diatas sepuluh juta sebulan masih bisa-bisanya korupsi ! Gila nggak ? Mau dibuat apa duitnya ? Gak tanggung –tanggung 25 Milyar rupiah ! Berapa nilainya ? 25 kali 100 juta ! Pernah megang uang 100 juta ? Coba kali 25 dan masukkan dompet. Cukup nggak ?

Setahun yang lalu saya mulai membayar pajak penghasilan. Sejujurnya saya tidak mau bayar pajak, karena tahu kalau hasil akhirnya seperti ini, tetapi karena ada warisan dari orangtua saya yang mengharuskan saya memiliki NPWP maka saya dengan berat hati mendaftarkan diri saya sebagai pengusaha kena pajak. Tiap bulan saya bekerja, 6 hari dalam seminggu, 12 jam sehari, makan bayar sendiri, beli baju sendiri, bayar listrik, bayar air, dan bayar bensin kendaraan dengan keringat saya sendiri. Tiap bulan saya di pajaki oleh pemerintah yang tidak membantu kehidupan saya sama sekali. Apa hak pemerintah meminta hasil kerja keras saya ? Mereka tidak memberi saya uang, tidak memberi saya pekerjaan, dan tidak menjamin masa depan saya. Mengapa saya harus kasih uang ke pemerintah ? Apa bedanya dengan preman di pinggir jalan ? Hati saya sakit mendengar jerih payah saya masuk ke kantong Gayus yang tidak saya kenal dan tidak pernah memberikan sesuatu untuk kesejahteraan saya.

Saya mempunyai kesan jelek terhadap pegawai pajak, teman saya pernah kena operasi pajak ini di tempat kerjanya. Kebetulan si “oknum” ini menemukan nota yang tercecer di mejanya. Jumlah notanya penjualannya kurang lebih 10 juta, maklum langganan gede. Terus si oknum menghitung jumlah pajak yang digelapkan teman saya. Dia tanya udah berapa lama tokonya buka, kemudian melanjutkan menghitung. Akhirnya ketahuan jumlah omzetnya, Rp 3,6 milyar setahun, hutang pajaknya 300 juta setahun dikali umur tokonya. Hah ? Bagaimana menghitungnya ? 10 juta dikali 30 hari dikali 12 bulan ! Pinter nggak orang yang digaji diatas 10 juta sebulan ini ? Dia gak mikir untungnya hanya 5.000 sampe 10.000 doaaang. Terus fatalnya, nilai di atas hanya jumlahnya, belum ditambah bunga pajak terhutang, dan sanksi pidananya. Coba anda bayangkan, mungkinkah pegawai ecek-ecek seperti Gayus punya 25 milyar ? Sebaliknya, berapa kekayaan orang yang pangkatnya lebih tinggi dari Gayus ? Atasannya, pimpinan wilayahnya, bos provinsinya, dan terakhir kepala pajak se Indonesia ? Mungkin bos Gayus bilang dalam hatinya, “Yusss….Gayus…elo kurang kerja keras, masa cuman dapet 25 Milyar doaang !”

Di lain pihak, seorang pengusaha harus mempunyai keberanian, perhitungan, dan mental penjudi. Dia membeli barang seharga 10.000 rupiah kemudian menjualnya dengan harga 12.000 rupiah. Untuk tiap 100 biji barang yang berhasil dijualnya dia hanya memperoleh keuntungan 200.000 rupiah. Sedangkan modalnya adalah 1.000.000 rupiah. Resikonya adalah barang tersebut tidak laku dijual, rusak, dan expire. Ketika pengusaha untung, keuntungannya ditariki pajak. Ketika pengusaha rugi, dia juga harus bayar pajak untuk menghindari diperiksa petugas pajak. Pemerintah, menang atau kalah tetep menang ! Pantaskah orang seperti Gayus ini hidup ? Coba pak Gayus buka usaha sendiri….lalu saya tak mampir sebagai petugas pajak ! Saya cuman bisa mengelus-elus dada dan berkata dalam hati, “Biar Tuhan yang membalas !”


Benarkah pahlawan sejati atau ada maksud lainnya ? Tunggu saja !



KEADILAN DAN KEBENARAN ? MIMPI KALI !!!!
Kembali ke kasus Susno, akankah Susno mendapatkan keadilan ? Pertanyaanya adalah keadilan dari mana ? DPR ? Rasanya salah masuk, di sana itu dedengkotnya ! Gak percaya ? Coba liat undang – undang yang dibuat oleh wakil rakyat kita ini. Undang – undang pornografi, undang – undang halal, undang – undang ini, UU itu, UU apa lagi….Untuk apa tujuannya ? Buang – buang duit ! Di tengah krisis ini, mereka malah minta supaya tempat tinggalnya direnovasi, gajinya dinaikkan, dan minta tunjangan ini serta tunjangan itu. Bedanya, wakil rakyat melakukan hal ini secara legal. Caranya buat undang – undang dulu lalu disahkan. Salah nggak ? Legal nggak ? Halal nggak ? Jawabannya Ya !

Masih gak percaya kalau keadilan yang diharapkan Susno hanya sebatas mimpi ? pernah liat acara sidang DPR yang lalu – lalu ? Pernakah ke TK atau play group ? Apa bedanya ? Mana yang lebih gampang diatur ? Pantasan Gus Dur pernah bilang, “Kayak anak TK !”

Apa yang saya sampaikan di sini dapat disingkat dengan satu kalimat, yaitu :

“Power tends to Corrupt !”

Pernahkah anda menanyakan kepada diri anda sendiri, mengapa anda ingin menjadi pimpinan ? Saya pernah, dan jawaban saya adalah untuk memperoleh uang yang banyak, kerja santai, dan ditakuti orang – orang. Nah, mengapa akhir – akhir ini banyak orang seakan-akan berlomba – lomba untuk menjadi walikota, bupati, gubernur, anggota DPR, atau presiden ? Apa sebenarnya tujuannya ? Mensejahterakan rakyat ? Membawa negara ini kepada masyarakat adil dan makmur ?

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Sekarang ini sudah berumur 65 tahun, bagaimana keadaan ekonomi anda ? Lebih baik dari tahun kemarin ? Apakah harta anda bertambah ? Tabungan anda lebih banyak ? Rumah anda dari satu menjadi dua ? Saya rasa banyak dari anda akan menjawab tidak ! Anak bertambah mungkin ! Baiklah, saya ajak untuk menatap masa depan sedikit. Bagaimana prediksi anda untuk tahun depan ? Lebih baik atau lebih buruk ? He…he…he…. Siapakah yang harus disalahkan ?

Saya akan menjawab bahwa salah anda sendiri ! Siapa yang memilih Adjie Massaid menjadi anggota DPR ? Siapa yang memilih Julia Perez jadi bupati Pacitan ? Siapa yang memilih pakde Karwo jadi gubernur ? Siapa yang memilih SBY jadi presiden ? Siapa yang memilih Megawai jadi presiden ? Mana ada bintang film jadi wakil rakyat kalau bukan di Indonesia (dan California). Kalo untuk pelawak jadi wakil rakyat mungkin hanya di Indonesia…he…he…he… Apakah mereka- mereka yang kerjanya menghibur dan berakitng ini yang menjadi harapan kita mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur ? Jangan mimpi !

Di satu sisi saya akan tetap berpikiran positif bahwa tidak semua pegawai pemerintah berhati busuk serta berjiwa koruptor. Ada orang yang masih mempunyai nurani dan beragama, salah satu teman saya temasuk salah satunya. Malangnya, jumlah orang baik dibandingkan orang jahat adalah 1 banding 1000 (mungkin lebih). Karena itu mereka lebih banyak diam, daripada di mutasi atau dipecat ! Lagian orang – orang baik ini biasanya tidak menduduki jabatan karena tidak mau mengikuti arus !



SEKEDAR HARAPAN KOSONG
Kritik tanpa solusi adalah kejam, meskipun saya ragu terhadap penegakan keadilan di Indonesia toh saya tetap mempunyai harapan bahwa masa depan kita akan lebih baik. Saya rasa saran ini bisa membebaskan kita dari korupsi :

Hapuskan pajak. Nah, tidak ada yang bisa dikorupsi bukan ?
Hapuskan bea cukai. Ini juga sarang korupsi ! Kita beli barang pake uang kita sendiri, ngapain harus bayar ke pemerintah untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya bagi kita.
Bubarkan DPR atau MPR. Kita bayar 500 orang lebih untuk bikin undang-undang yang tidak ada gunanya !
Hukum pejabat yang diduga korupsi. Gampang caranya, tanya berapa gaji sebulan mereka dan berapa lama mereka bekerja, lalu dikalikan. Kalo jumlahnya lebih besar dari hasilnya langsung pecat dan suruh mereka mengembalikan kelebihannya ke negara. (Ini cara orang pajak ternyata efektif juga! He…he…he…)
Susno, Antasari, Bibit dan Chandra dijadikan pejabat pemerintahan. Iya, kan mereka bersih. Susno jadi kapolri, Antasari jadi Presiden, Bibit dijadikan wakil presiden, dan Chandra dijadikan Mentri keuangan.
Dan seterusnya yang masuk akal dan gampang dilakukan. He...he...he...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar