BAB
I
PENDAHULUAN
A. Konsep
Dasar Navigasi Penerbangan
Jauh
sebelum ilmu penerbangan dikemukakan, manusia sejak dahulu telah menemukan
dasar-dasar pengetahuan navigasi dalam perjalanannyanya dari satu pulau ke
pulau lain dan dari satu benua ke benua lain nya. Hal ini mengikatkan kita
kepadan raja Kartanegara dari Singosari yang telah berhasil menguasai nusantara
melaluo laut dan bahkan mengadakan hubungan dengan Negara tetangga.Jelaslah
bahwa pengetahuan atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu telah di kenal sejak
dahulu yang sekarang di kenal dengan istilah navigasi.
Navigasi
berasal dari kata Yunani yaitu : Navis artinya perahu (kapal) dan Agare berarti
mengarahkan . Kemudian setelah manusia menemukan pesawat terbang dipakailah
dasar-dasar navigasi tersebut dengan beberapa tambahan untuk disesuaikan dengan
sifat-sifat dan peralatan serta keadaan alam yang mempengaruhi. Pengetahuan
yang berhubungan dengan keudaraan tersebut disebut Avigation asal kata dari
Avis (burung) dan Agare (mengarahkan) dan selanjut nya di namakan : Aero
navigation atau Air navigation.
Definisi daripada Navigasi adalah pengetahuan
yang memberikan cara-cara untuk menuntun arah penerbangan pesawat dari satu
titik pemberangkatan ke titik tujuan dalam segala macam keadaan , cuaca ,dengan
seaman-aman nya dan seefisien mungkin. Dari definisi ini kita memahami bahwa
melalui pengetahuan navigasi ini perjalanan (penerbangan) pesawat
diperhitungkan dan dituntun , arahkan agar dapat terbang selamat sampai tujuan
serta dengan seefisien mungkin. “Mengapa diperlukan perhitungan-perhitungan
navigasi sedangkan pesawat itu sendiri dapat terbang tinggi dan leluasa tanpa
ada rintangan bangunan serta dapat diarahkan kemana saja?” Sepintas lalu memang
demikian tetapi kenyataan nya setiap penerbangan selalu dihadapkan kepada
macam-macam pengaruh baik dari dalam maupun dari luar pesawat itu sendiri.
Macam-macam
pengaruh tersebut antara lain dapat kita beda-bedakan:
- Angin
: Di alam semesta ini selalu terjadi proses yang menuju keseimbangan akibat
dari peredaran bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi itu sendiri serta
susunan bumi maka terjadilah perbedaan tekanan serta suhu udara tiap tempat.
- Cuaca :
Pemanasan matahari mengakibatkan penguapan , pencairan , pembekuan dan
lain-lain nya yang selanjut nya terjadilah pedut , awan , hujan , salju (dalam
istilah) meteo hal ini dinamakan precipitation yang mempengaruhi terhadap
penerbangan (daya penglihatan berkurang dan dapat membahayakan).
- Kemampuan pesawat
: kemampuan teknis pesawat misalnya batas tinggi , batas jarak , batas
kecepatan , keadaan peralatan dan sebagai nya sangat mempengaruhi juga , karena
apapun usaha manusia selalu mengalami batas-batas tertentu dalam menghadapi
kejadian-kejadian alam semesta.
- Awak pesawat :
Inipun memegang peranan penting . skill,ketelitian , ketekunan dan sifat tidak
sembrono (careless) adalah merupakan syarat yang harus dimilikinya disamping
team work dan crew coordination yang baik.
Itulah
antara lain empat pengaruh pokok yang langsung berhubungan dengan penerbangan
pada umum nya dan navigasi pada khusus nya. Selanjut nya bagaimana cara untuk
mengatasi pengaruh tersebut, pada hakekat nya navigasi itu mempunyai empat
cabang pengetahuan / cara yang dalam praktek nya satu dan lain nya hampir
selalu dipergunakan bersama-sama atau secara tergabung.
B.
Empat
macam cara navigasi :
1. Dead Reckoning Navigation
(disingkat DR) adalah pengetahuan navigasi yang
mempergunakan cara-cara menentukan posisi setiap waktu dalam penerbangan dengan
perhitungan-perhitungan dari posisi , waktu ,arah kecepatan dan angin yang
sesungguh nya telah dilampaui. Jadi
DR navigation ini ialah berdasarkan pertimbangan dan perhitungan dari hasil
observasi navigasi yang telah didapat terlebih dahulu meliputi
posisi,waktu,arah,kecepatan dan angin pada waktu yang baru lalu.
2. Pilotage Atau Contact
Navigation : adalah cara bernavigasi dengan mempergunakan
/ mengikuti langsung tanda-tanda di darat, misal nya dari titik di darat ke
titik yang lain yang dapat di lihat / dikenal mata telanjang (visually).Lebih
mudah akan tetapi tetap memerlukan ketelitian dalam membaca peta.
3. Electronic Navigation :
ialah pengetahuan navigasi yang menggunakan cara menentukan posisi pesawat
serta keterangan navigasi lain nya setiap waktu dengan perantara alat-alat
electronis, missal nya radio,radar dan sebagai nya.Dengan cara ini pekerjaan
navigasi dapat dipermudah dengan ketepatan dan ketelitian yang lebih sempurna.
4. Celestrial Navigation :
Pengetahuan navigasi yang mempergunakancara untuk menentukan posisisi pesawat
setiap waktu dengan perhitungan-perhitungan berdasar ilmu peredaran benda-benda
celestial misalnya bumi,bintang-bintang,planet-planet,matahari,bulan.Cara ini
adalah yang paling sibuk dibanding dengan cara lain. Didalam
perhitungan-perhitungan diperlukan beberapa macam tabel lengkap dan up to
date,serta ketepatan dan ketelitian pengukuran sebesar-besarnya. Memerlukan
waktu agak lama ( untuk mendapatkan satu posisi memerlukan 10 sampai 15 menit),
benda-benda celestial yang di maksud harus dapat di lihat dengan nyata tidak
tertutup awan , disamping itu keadaan terbang harus mulus tidak
tergoncang-goncang.
Jadi
ada 4 macam cara navigasi yang masing-masing cara pada hakekat nya sesuai keadaan
nya tergantung dari prinsip yang dipakai. Perlu diingat bahwa keempat cara
tersebut akan memberikan hasil yang besar kalau satu dan lain nya digunakan
secara kombinasi tergantung dari keadaan / fasilitas yang ada baik di darat
maupun di pesawat itu sendiri.
Beberapa contoh untuk menentukan posisi ialah :
-
Secara
koordinat: Lintang (latitude) Utara/Selatan dalam derajat dan menit kemudian di
susul dengan bujur (longitude) Timur atau Barat dalam derajat dan menit.
-
Menyebutkan
nama tempat : Apabila tempat yang akan dipergunakan tersebut dikenal oleh umum
atau yang bersangkutan , misalnya “X” P Bawean ,Nusabarong , Cirebon dan
sebagainya.
-
Menyatakan
arah dan jarak dari suatu titik / tempat yang mudah dikenal misalnya “X” 045
P.Adam 25 NM artinya posisi “X” diukur dari P.Adam dengan arah 045 dan jarak
nya 25 NM.
-
Koordinat
berhuruf : Sebagai ganti angka derajat dari latitude dan longitude adalah
diganti dengan huruf-huruf yang sifat nya dapat dirubah sesuai dengan
kepentingan yang bersangkutan, misalnya derajat latitude diganti dengan huruf
BC,BD,BE dan seterusnya sedang derajat longitude diganti dengan huruf-huruf
lain misalnya PK,PL,PM dan seterusnya. Yang penting huruf-huruf penggganti
tersebut sudah harus diketahui oleh yang bersangkutan.
-
Arah ( direction ) Adalah
posisi suatu titikdari titik lain yang terpisah dengan tidak melihat jaraknya. Arah dinyatakan secara 2
marta (dimension)atau 3 marta , misalnya kota X letak nya disebelah timur kota
Y (secara 2 marta) atau pesawat X dari kita arah nya utara dan 20 derajat dari
horizon. Kalau kita menggunakan derajat arah maka hal tersebut tidak berderajat
sudut akan tetapi adalah jarak sudut nya atau busur nya. Sifat arah ini dalam
navigasi ada bermacam-macam tergantung dari titik atau garis apa yang
dipergunakan sebagai petunjuk / perantaranya.
· Kalau penunjuknya Utara benar
(true north) atau geographical north arah tersebut dinamakan “arah benar” (True
Direction).
· Kalau penunjuk nya Utara
Magnetic disebut “arah magnetis” (Magnetic Direction)
· Kalau arah tersebut sesuai
dengan kompas disebut “arah kompas” (Compas Direction).
Istilah
“arah “ tersebut berlainan artinya dengan istilah arah pesawat ataupun istilah
arah tujuan .
-
Heading
adalah arah horizontal kemana “as bujur”
pesawat dihadapkan . Heading
terdiri dari :
· Compas
heading
· Magnetic heading
· True heading.
-
Course adalah arah
horizontal sesuatu penerbangan yang direncanakan di peta. Kadang – kadang
disebut juga dengan “ Required track” yang artinya sama. Yang harus di ingat
bahwa pengaruh angin maka required track atau course ini dalam kenyataan nya
tidak selalu sama bahkan sering kali tidak sama dengan “track”arah penerbangan
sesungguh nya dengan perantaraan permukaan bumi.
-
Bearing adalah horizontal
suatu titik di bumi dari titik lain dan diukur mulai 0 derajat searah dengan
perputaran jarum jam sampai 360 derajat.
BAB II
NDB/LOCATOR GROUND STATION
A.
Pengenalan NDB
NDB (Non
Directional Beacon) adalah alat bantu Navigasi udara yang di letakkan di darat
yang dipergunakan untuk mengarahkan pesawat kesuatu tempat yang di tuju, atau
untuk menemukan dan menentukan tempat landasan pesawat. Penggunaan NDB di
Indonesia masih sangat di perlukan karena pesawat – pesawat komersial di
Indonesia masih menggunakan ADF. Meskipun NDB merupakan peralatan konvesional,
tetapi NDB akan sangat membantu dalam kondisi darurat seperti bandara yang berada di daerah yang terpencil.
Meskipun saat ini banyak pesawat yang memakai frekuensi satelit, tetapi tidak
menutup kemungkinan akan mengalami gangguan sinyal sehingga pada saat inilah
NDB berperan.
NDB di pasang
khusus berkaitan dengan instrument yang ada di pesawat yang disebut ADF. NDB merupakan
fasilitas Navigasi yang ada di setiap Bandar Udara.
Namun ada
Beberapa pengaruh umum yang kurang baik dalam navigasi dengan menggunakan ADF (Automatic
Direction Finder) untuk sinyal NDB, yaitu :
a. Pengaruh malam
b. Pengaruh kontur bumi : pegunungan dan tebing tinggi memiliki sifat memantulkan
gelombang radio, memberikan kekeliruan dalam pembacaan
c. Pengaruh muatan listrik : interferensi listrik (dari sumber
tegangan pada pesawat terbang) dapat mengakibatkan penunjukkan jarum indikator
ADF mengarah pada sumber tegangan
d. Pengaruh garis pantai :
gelombang radio dengan frekuensi rendah akan membias atau akan melengkung
mendekati bentuk garis pantai
e. Pengaruh halangan : ketika pesawat terbang terhalang obstacle,
jarum indikator tidak akan membaca dengan benar
Pemancar NDB
memancarkan frekuensi Carrier yang dimodulasi secara Amplitudo dengan frekuensi
Audio 1020 Hz dengan kedalaman modulasi sebesar 95 %. Setiap lokasi NDB
memiliki identitas dua karakter yang dipancarkan berupa kode Morse.
Receiver di
pesawat disebut Automatic Direction Finder atau ADF yang memiliki band
frekuensi 190 KHz sampai dengan 1750 KHz. ADF akan menerima sinyal frekuensi
NDB dan identiifikasi. Maksimum jarak yang dapat diterima ADF tergantung dari
power NDB.
Komponen ADF
adalah
1. ADF Receiver
Setelah Pilot memilih frekuensi station NDB yang
dituju maka sinyal akan di Receive oleh ADF, di amplifikasi, dan dirubah kedalam
bentuk Audio atau kode Morse dan Bearing indikator.
2. Control Box
(Digital Readout Type)
Frekuensi yang telah dipilih akan ditampilkan dalam
bentuk digital. ADF secara otomatis menampilkan Bearing suatu station yang
dituju di Radio Magnetic Indicator (RMI).
3. Antenna
ADF menerima sinyal dari 2 buah antenna yaitu LOOP
antenna dan SENSE antenna.
Antena Loop adalah antena yang memiliki jalur sinyal yang terus menerus
dari satu konduktor melewati kawat saluran transmisi ke konduktor lain.
Memiliki konstruksi sederhana, tetapi tetap mempunyai kemampuan yang tinggi.
Adapun pengertian lain dari antena loop ini adalah antenna yang memiliki jalur
sinyal yang terus menerus dari satu konduktor melewati kawat saluran transmisi
ke konduktor lain. Antena loop merupakan salah satu tipe antenna yang memiliki
konstruksi sederhana, tetapi tetap mempunyai kemampuan yang tinggi. Bentuk
antenna loop bermacam-macam, ada yang triangle, square, circle atau spiral.
Antena loop dapat disusun menjadi beberapa loop untuk mendapatkan gain yang
lebih besar dan impedansi yang lebih tinggi.
4. Bearing
Indicator
Bearing Indicator menampilkan arah Bearing suatu
staion relative terhadap arah hidung pesawat. Relative Bearing adalah sudut
yang dibentuk.
B.
Bagian Pokok NDB
Bagian pokok dari NDB terdiri dari :
1. Transmitter; adalah suatu blok
rangkaian yang memancarkan signal informasi data penerbangan berupa kode morse.
2. Change over unit; adalah blok
rangkaian yang mengatur pemilihan signal imput (TX1 atau TX2) dan mengatur
output pancaran signal input (Antena atau Dummy load)
3. Antena tuning unit; adalah blok
rangkaian yang berfungsi untuk mengirim signal yang akan dipancarkan oleh
antena dari output change over unit
4. Dummy load adalah suatu antena yang
berfungsi untuk meredam signal pancaran yang dihasilkan dari output change over
unit.
5. Antena adalah suatu komponen
elektronika yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi gelombang
elektromagneik.
C.
Transmitter
NDB pada dasarnya adalah pemancar
sederhana memancar sinyal omnidirectional yang dimodulasi pada interval dengan
kode identifikasi. Sinyal dasar dikenal sebagai pembawa dan dipancarkan pada
frekuensi yang ditentukan untuk bantuan tertentu. Kode identifikasi adalah 400
atau 1.020 siklus catatan ditumpangkan pada carrier. Beberapa instalasi
termasuk modulasi suara untuk memberikan informasi pendaratan dan beberapa
orang lain, untuk tujuan pemantauan jarak jauh, memiliki satu atau dua pip
antara idents.
NDBs
bisa diposisikan dalam
hubungan dengan ILS, atau dalam
beberapa kasus dua NDBs yang berlokasi untuk memberikan pendekatan instrumen untuk mendarat. NDBs sehingga
digunakan dikenal sebagai beacon locator. Tidak
ada perbedaan mendasar antara NDB
dan beacon locator
tetapi, secara umum, sebuah mercusuar locator beroperasi pada daya yang lebih rendah.
Dalam publikasi ini, istilah NDB termasuk
locator beacon.
NDBs
Kebanyakan telah terinstal di berpasangan, yaitu, utama
dan siaga. Tanggal terakhir NDBs daya
rendah transistorised yang sedang
dibangun untuk memberikan bantuan navigasi jarak tertentu.
Instalasi ini adalah peralatan tunggal.
Kecuali
untuk NDBs transistorised,
yang memiliki kekuatan pemancar 15 watt,
kekuatan jangkauan NDBs dari 100 watt
sampai 3 kilowatt. Beacon locator biasanya
di kelas 100 watt
sedangkan kw 3
beacon yang berlokasi untuk memberikan bantuan kepada penyeberangan
overwater utama, yaitu, Darwin, Sydney, Perth.
Mayoritas NDBs lainnya
dalam kategori watt 100-500.
D. Monitoring
NDBs memiliki pemantauan otomatis parameter tertentu yang menyebabkan NDB akan
dimatikan jika toleransi di luar dan siaga
diaktifkan. Jika kondisi out-of-toleransi yang sama juga terdapat pada pemancar siaga, instalasi yang
lengkap dinonaktifkan sampai
kesalahan tersebut diperbaiki.
Kesalahan yang secara otomatis dimonitor meliputi:
z tingkat berlebihan hum
z Pengurangan daya pembawa
z Kegagalan atau pengurangan
tingkat kode identifikasi.
Monitoring lebih lanjut diatur untuk memastikan instalasi memancar baik oleh pos monitoring di lapangan terbang berawak dalam jangkauan NDB atau dengan monitoring pilot di mana NDBs yang berlokasi di daerah terpencil. Dalam kasus terakhir pilot harus melaporkan kegagalan NDB ke stasiun komunikasi yang tepat sehingga tindakan yang dapat diambil untuk memperbaiki kesalahan.
Monitoring lebih lanjut diatur untuk memastikan instalasi memancar baik oleh pos monitoring di lapangan terbang berawak dalam jangkauan NDB atau dengan monitoring pilot di mana NDBs yang berlokasi di daerah terpencil. Dalam kasus terakhir pilot harus melaporkan kegagalan NDB ke stasiun komunikasi yang tepat sehingga tindakan yang dapat diambil untuk memperbaiki kesalahan.
BAB
III
FUNGSI
NDB
A.
Fungsi
Non Directional Beacon antara lain:
a. Homing
Stasiun NDB yang
dipasang di dalam lingkungan bandar udara dan dioperasikan untuk memandu
penerbang dalam mengemudikan pesawat udara menuju lokasi bandar udara. Di sini NDB berperan untuk menunjukkan pada pesawat
kearah mana bandar udara itu berada.
b. En-Route
Stasiun NDB yang dipasang di luar lingkungan bandar
udara pada suatu lokasi tertentu dan dioperasikan untuk memberikan panduan
kepada pesawat udara yang melakukan penerbangan jelajah di jalur penerbangan
yang terdapat Blank Spot.
Di sini NDB di pasang pada suatu tempat atau check-point tertentu sepanjang
jalur penerbangan.
c.
Holding
Stasiun NDB yang dipasang di luar atau di dalam
lingkungan bandar udara. Setelah
pesawat berada di atas bandar udara dan menunggu saat mendarat, penerbang harus
menunggu petunjuk lebih lanjut dari PLLU (Pengatur Lalu Lintas Udara), apakah
di perkenenkan mendarat atau tidak. Jika seandainya lalu lintas ramai biasanya PLLU
mengharuskan pesawat untuk berputar-putar pada daerah holding. Dalam prosedur
holding ini di tentukan suatu titik pada daerah holding dan ini berupa suatu
NDB.
d. Locator Stasiun NDB low power yang dipasang pada
perpanjangan garis tengah landasan pacu guna memberikan panduan arah pendaratan
kepada penerbang pada saat posisi pesawatnya berada di kawasan pendekatan untuk
melakukan pendaratan.
BAB IV
GROUND STATION
ARCHITECTURE OF NDB
A.
Penempatan Antena dan Gedung (selter)
Hal – hal yang diperhatikan dalam penempatan tiang antena NDB:
- Tinggi
menara (tower) antena NDB
Tinggi menara antena
tidak menjadi penghalang bagi kegiatan operasional bandara.
- Tinggi bangunan lain sekitar NDB
Tinggi bangunan di
sekitar antena NDB tidak menjadi penghalang bagi pancaran NDB.
- Lokasi NDB di luar bandara
Jika NDB
ditempatkan di luar area bandara, lokasinya harus memenuhi persyaratan
pada butir diatas.
B.
Kondisi
permukaan lahan dan lingkungan
- Luas lahan
Luas lahan yang
dibutuhkan untuk dapat menampung seluruh fasilitas NDB untuk jenis menara
antena NDB dan fasilitas penunjang lainnya yang terkait minimal 100 m x 100 m
dan untuk NDB Low Range dengan antena tiang tunggal (Self Supporting)
minimal 50 m x 50 m.
- Penanaman jaringan kawat tanah (earthnet)
Untuk penanaman jaringan
kawat tanah (earthnet) NDB, perataan lahan tetap diperlukan walaupun
tidak ditentukan secara khusus.
- Jarak bangunan lain di sekitar antenna
Sampai dengan radius 300
m dari titik tengah antena tidak diperkenankan adanya bangunan dari metal,
kecuali bangunan NDB.
- Bangunan lain di sekitar antenna
Sampai dengan radius
1.000 m dari titik tengah antena, tidak diperkenankan adanya bukit,
kelompok pohon, bangunan metal yang ketinggiannya melebihi permukaan kerucut 3°
serta jaringan listrik tegangan tinggi (lihat gambar 6.1 dan gambar 6.2 dibawah
ini).
- Pertimbangan lain
Perlu dipertimbangkan
adanya rencana pengembangan bandar udara.
Yang Perlu Di Perhatikan
1. Gangguan.
Lingkungan langsung dalam jarak radius 150 m dari antena harus terbebas
dari bangunan yang melebihi 2,5 m terlepas dari dimensinya, tumbuhan harus
tetap pada ketinggian di bawah 0,6 m. Bangunan kecil yang pada intinya adalah
bangunan non-metalic dengan ketinggian kurang dari 2,5 m untuk sebarang
dimensi, dapat dibangun hingga tidak kurang dari jarak 60 m dari antena.
2. Kabel
listrik dan telepon di atas kepala untuk melayani NDB tidak boleh ditempatkan
pada jarak kurang dari 150 m dari antenna. Menara dan tiang besi harus
membentuk sudut elevasi kurang dari 3 derajat dihitung dari permukaan tanah di
pusat sistem antena NDB.
3. Pergerakan kendaraan. Terkecuali
kendaraan yang telah mendapat otorisasi, semua kendaraan tidak boleh mendekati
antena dalam jarak kurang dari 60 m.
4. Servis. Kabel listrik dan telepon harus
ditanam di bawah tanah hingga kedalaman 0,45 m jika terletak dalam jarak 150 m
dari antena.
5. Daerah
terbatas. Tidak ada persyaratan khusus. Jika dibutuhkan, pembangunan pagar
dapat dilakukan untuk menjauhkan hewan ternak dan kuda dari daerah earth mat.
6. Pemeliharaan
situs. Tidak ada pesyaratan khusus kecuali tetap mempertahankan belukar
agar tidak melebihi ketinggian 0,6 m dan agar penampakan situs tetap rapih.
Mencangkul tidak diperbolehkan di daerah earth mat. Kambing yang merumput masih
diperbolehkan namun tidak untuk sapi dan kuda.
BAB V
AUTOMATIC DIRECTION FINDER (ADF)
A.
Pendahuluan
Automatic Direction Finder (ADF)
adalah alat penerima dipesawat, antena
dan indikator (s), yang beroperasi di band MF tinggi dan LF rendah. Dalam
hubungannya dengan beacon ground berdasarkan non-directional (NDB) secara
continue memberikan relatif bearing pada indikator. Sistem ini didasarkan pada
prinsip bearing dengan arah loop (DF) yang juga dikenal sebagai bearing dengan
metode nol.
Manfaat dari penggunaan frekuensi
antara 190 kHz sampai 1750 kHz adalah untuk mendapatkan rentang yang lebih
tinggi di level rendah. NDB yang beroperasi
di pantai pada frekuensi ini juga dapat digunakan oleh kapal dan pesawat
udara. dengan kekuatan sinyal , NDB digunakan untuk navigasi – di sepanjang
saluran udara, untuk keluar ke laut, terminal bantuan di bandar udara dan
Locator pada sistem instrumen pendaratan (ILS).
LOOP DF. Jika antena Loop vertikal
adalah
90 ° terhadap
gelombang radio yang masuk, tidak ada
sinyal yang diterima atau arus induksi, karena
keduanya
menerima sinyal
vertikal
pada fase yang sama. Tapi ketika loop berada di
sepanjang jalur gelombang radio maka
sinyal maksimum diterima. Jadi dengan memutar Loop ke posisi minimum (nol)
arah sinyal beacon (transmitter)
di
tanah
dapat
diketahui.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Gambar
1.
Penggunaan satu antena loop
mengalami ketidakjelasan arah dari 1800. Artinya, null ke setiap
arah dan sebaliknya. Untuk membedakan hal ini, sense (omnidirectional) antena
input dikombinasikan dengan sinyal loop dan gabungan diagram polar (kekuatan
medan) dalam bentuk cardiod, minimal satu . Akibatnya peralatan modern dari
sebuah loop berputar secara elektronik oleh dua loop tetap diletakan 900 satu sama lain.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Gambar
2.
B. Identifikasi.
Ground station harus
teridentifikasi secara positif oleh Kode Morse. pesisir pantai menggunakan keying dalam
transmisi untuk tujuan ini, sedangkan yang
lain
kebanyakan termodulasi
amplitudo (AM)
transmisi. Untuk mendengar sinyal kode
yang termodulasi, Beat Frequency Oscillator (BFO)
digunakan
pada
penerima di udara. Posisi ini kadang-kadang
disebut
sepertii Nada
yang diperlukan untuk menentukan
secara tepat pada unit kontrol seperti di
bawah;
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
Gambar 3.
ADF kontrol. Setelah berpindah pada peralatan,
memilih frekuensi yang di[erlukan, fine tuning dan identifikasi harus dilakukan
pada posisi ANT (antena atau penerima REC), dengan posisi BFO tepat yang
dipilih. bearing harus dimonitor dengan fungsi kontrol pada ADF. Posisi uji
dapat digunakan untuk membelokkan penunjuk pada bearing indikator dan memeriksa
bahwa akan kembali ke indikasi yang benar pada ADF.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
Gambar
4.
C.
Indikator
ADF. Sebuah fixed card atau indikator
radio kompas selalu menunjukkan relative bearing yaitu pada sumbu depan dan
belakang dari helikopter sebagai acuan.hal itu disebut juga Bearing Relative
Indikator (RBI).
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg)
Gambar
5.
Rotatable-Card
ADF. Pada beberapa indikator (HDG)
disediakan sebuah tombol
untuk memutar indikator kartu kompas secara manual dan mengatur heading. Saat Pilot secara manual mengatur heading magnetik dari helikopter, maka penunjuk indikator menunjukkan homing ke stasiun.
Radio Magnetic Indikator. RMI
bergerak
dengan cepat dalam sinkronisasi
dengan
heading magnetic yang selalu ditunjukkan terhadap indeks (ditunjukkan
pada gambar oleh segitiga atas).
Sebagai gerakan menuju ke
relative bearing, penunjuk ADF selalu
menunjukkan arah ke stasiun - homing atau QDM.
Umumnya RMI memiliki dua penunjuk, masing-masing
untuk
ADF dan VOR. Jika salah
satu penerima ADF
atau VOR tersedia maka kombinasi tertentu dari navaids untuk indikasi diperbolehkan.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg)
Gambar
6.
D. HOMING DAN TRACKING
1. RBI atau INDIKATOR
ADF.
Arah terbang ke
stasiun - homing atau QDM dapat diperoleh
dengan menambahkan magnetik heading dan bearing relatif. Tiga ilustrasi di
sini.
Brg (M)
ke
stasiun
= HDG (M)
+ Brg ®
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.jpg)
Gambar
7.
Homing ke NDB saat terbang dalam kondisi
wind cross dan berusaha untuk
tetap membaca ADF 000, perubahan
mengikuti jalur kurva ke stasiun. Hal ini digambarkan dalam gambar di sebelah
kiri. prosedur yang lebih
baik
adalah tracking atau keluar dari stasiun. ini dicapai
melalui
terbang heading yang tepat dan mengikuti jalur ke stasiun. Correction Drift tergantung
pada
kecepatan
angin,
TAS dan jalur yang
dibutuhkan pesawat. Hal ini dapat dihitung dengan
menggunakan komputer navigasi, atau diperkirakan dari informasi yang
diketahui menggunakan aturan
navigasi
Pilot.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.jpg)
Gambar
8.
2. RMI dan ADF
CARD INDIKATOR.
Heading
ADF pada
penunjuk RMI dan Rotatable-Card
ADF, jika heading
telah
ditetapkan,maka
akan
menunjukkan magnetic bearing ke stasiun (QDM).
Ujung
penunjuk
ini menunjukkan radial (QDR).
Interpretasinya cukup lurus ke depan, dan mudah untuk
memvisualisasikan orientasi relatif helikopter yang berkaitan
dengan
NDB.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.jpg)
Gambar
9.
3. MENJAGA JALUR STASIUN.
Ketika helikopter ini tak yang diinginkan jalur, pilihannya adalah:
a. terbang
langsung ke atau dari NDB pada
baru radial atau
b. kembali jalur asli dan mempertahankan yang sama.
Sementara
terbang untuk menjaga helikopter pada tren, radial dari
ADF penunjuk adalah
isyarat yang berguna. Metode
sederhana adalah untuk
memperbaiki kesalahan dobel
dengan terbang sampai trek kembali, dan
kemudian hidupkan setengah dari koreksi dalam arah yang berlawanan. Sebagai contoh jika RBI
mengindikasikan 010 yang posisi sepuluh
derajat ke kiri, mengubah
pos dengan 20 0
ke kanan. Setelah pada jalur - ditunjukkan
sekarang dengan ADF bearing 340 (R),
ubah menuju ke kiri
hanya sebesar 10 °, untuk membuat penyisihan drift 10 ° Port.
Jika aplikasi penyimpangan
yang salah telah dibuat Anda akan terseret ke
hal salah satu sisi trek. Hal ini akan mengakibatkan
RBI dan bearing
ke stasiun tidak tetap
stabil. Dengan heading
konstan diterbangkan perbedaan dari jalur
yang diinginkan akan terlihat dengan perubahan secara bertahap bearing relatif. Misalkan
heading memungkinkan untuk drift 15 °
S sedang terbang
dan pergeseran aktual
kurang dari yang diharapkan. Posisi Helikopter akan
perlahan-lahan bergerak ke kiri jalur yang
diperlukan untuk stasiun, dan
bearing relatif akan
meningkat secara bertahap. Koreksi yang tepat baik untuk
terbang langsung ke stasiun atau
kembali jalur berdasarkan
jarak untuk pergi harus dilakukan.
Jika tidak ada kepastian dari efek angin, metode terbaik adalah terbang pada
awalnya melacak sebagai heading yaitu, membuat
penyisihan tidak untuk drift.
Setelah beberapa saat, efek angin akan terlihat jelas oleh defleksi pointer
ADF ke kiri atau
kanan. Menjalankan ganda koreksi sudut seperti
dijelaskan di atas
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.jpg)
Gambar
10.
4. PELACAKAN DARI STASIUN.
Dengan tidak ada angin
silang, terbang di jalur sebagai heading
akan baik-baik saja, dan ADF akan tetap stabil pada
1800. Dalam kondisi
angin lintas pergeseran diperlukan. pergeseran dari
50 P dan posisi
pada jalur yang diinginkan indikasi akan 175
° pada ADF.
Hal ini lebih mudah untuk berhubungan
dengan ujung ekor penunjuk
yang akan dibaca
355 ° dan
menunjukkan 5 ° kiri, ketika pergeseran
yang diterapkan dan pergeseran sebenarnya sama. terjadi
pergeseran diperkirakan tidak benar, menelusuri dibuat baik (TMG) dan
diinginkan trek akan
berbeda. Sebuah indikasi konstan pada RBI sambil
menjaga pos yang sama tidak
pastikan posisi di
jalur yang diinginkan. Jumlah
dari pos pembacaan Pada magnetik dan ADF
harus sama dengan penyisihan jalur yang diinginkan.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.jpg)
Gambar
11.
5. MEMPERTAHANKAN TRACK.
pada
daerah crosswind.
Dalam hal anda diharuskan jalur keluar tanpa sepengetahuan pergeseran, awalnya terbang
di jalur saat heading. Setelah beberapa saat, jarum ADF tidak akan tetap konstan dan akhir ekornya akan menunjukkan sisi helikopter dalam
hubungan dengan trek yang diinginkan. Tail end pembacaan
3450 error berarti
jalur adalah 15 °
P. Sebuah gilirannya 30 ° - dobel kesalahan -
ke kanan diperlukan. Setelah pada jalur yang
diinginkan, ditunjukkan dengan ujung
ekor penunjuk menunjukkan sudut yang sama seperti koreksi dibuat, yaitu 330 360 °
- 30), mengubah arah berlawanan dan terbang
heading dengan penyisihan
diperkirakan.
6. Intercepting TRACK A.
Misalkan Anda berada di
heading 350 °
dan pergeseran RMI
menunjukkan 070. Hal
ini diperlukan untuk menangkap radial
270 (yaitu 090
jalur ke NDB).
Bearing magnetik untuk NDB adalah 070. Bayangkan posisi
helikopter menunjuk arah heading dan pada
ujung ekor ADF penunjuk,
dan NDB di
tengah dial. Visualisasikan
helikopter di sepanjang jalur yang diinginkan dari
090 ke NDB
seperti yang ditampilkan pada penunjuk titik-titik abu-abu
pada gambar. Jalur yang dibutuhkan berkaitan dengan menampilkan radial ke
depan dan berbelok ke kanan
yang akan diperlukan untuk mencapai
stasiun.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.jpg)
Gambar
12.
Angle untuk mencegat. Sesuai heading untuk
menangkap berdasarkan sudut untuk
menangkap jalur yang diinginkan (atau
radial).
Sementara 900 intercept (heading 360 pada Contoh di atas) akan membuat awal untuk
menangkap jalur yang
dibutuhkan, hampir tidak ada jarak menuju stasiun. Sebuah sudut mengatakan 300 atau 450 akan menutup lebih cepat, baik ke jalur yang
diperlukan dan NDB. Sudut intercept double perbedaan jalur untuk sudut yang lebih
kecil
dan
jarak
dapat
digunakan dangkal. Hanya dekat dari jalur yang
dibutuhkan berbelok sama dengan
sudut
intercept ke kiri atau kanan dan pergeseran harus dibuat.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image026.jpg)
Gambar
13.
7. Mencegat RADIAL MENGGUNAKAN INDIKATOR ADF.
Pada ADF
indicator (RBI)
ketika
pelacakan di, ini akan ditunjukkan
oleh
defleksi penunjuk sama dengan
sudut
intercept ke kanan atau kiri dari 000. Jika pelacakan keluar indikasi yang
sama
akan dengan mengacu
pada
180. Gambar di bawah ini menggambarkan
hal ini.
Track Inbound yang
digambarkan sebelah kiri sementara helikopter berada di trek 080 (radial
260) ke NDB dan terbang menuju 075 untuk
memungkinkan penyimpangan 5 ° S. Untuk mencegat 285 radial (track
105) pada 60 ° itu mengubah menuju ke 045 (105 - 60). ADF pointer secara
bertahap
mulai turun 030-060, ketika
penerbangan berlangsung. Sesaat sebelum mencapai 060 berbelok ke kanan untuk menuju 100 dilakukan
untuk
mengikuti radial dengan drift 5 ° S.
Di sebelah kanan dari prosedur angka untuk melacak keluar dari pada radial 100 ketika terbang pada 070 radial ditunjukkan. Helikopter terbang menuju 065 untuk
memungkinkan drift 5 ° S.
Perubahan menuju 130 dibuat untuk mencegat 100 radial pada 30 °. ADF membaca penunjuk 185 akan membaca 120 ketika menuju baru saja diubah menjadi 130 dari 065 aslinya. Tail akhir penunjuk akan meningkat 300-330 sebagai yang
dibutuhkan radial didekati. Sesaat sebelum mencapai giliran radial ke kiri dilakukan pada heading 095 tunjangan memberikan drift diperkirakan dari 5 ° S.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image028.jpg)
Gambar
14.
8. Mencegat RADIAL MENGGUNAKAN RMI.
Hal
ini
lebih
mudah
menggunakan RMI untuk melacak masuk atau
keluar.
Penunjuk dial yang bergerak selalu menunjukkan (track
magnetik ke stasiun) QDM. Oleh karena
itu,
informasi
tentang
radial sekarang sudah tersedia dengan membaca ujung ekor penunjuk. Gambar di bawah ini menampilkan dua hal yang sama bahwa The Rotary Wing Masyarakat India telah dijelaskan di atas menggunakan RBI. Pada bagian
kiri
pada
gambar di bawah, helikopter ini pada 260 radial dan diperlukan
untuk
mencegat
dan
melacak in pada radial 285 (track
105).
Dengan berbelok ke kiri di heading 045 dan terbang pada pos ini dengan QDMs secara bertahap
berubah
080-105. Sesaat sebelum mencapai trek belokan kanan mengikuti radial dimulai.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image030.jpg)
Gambar 15.
9. KESALAHAN DAN KETERBATASAN ADF / NDB
MALAM EFEK. Jalur utama gelombang
radio
dari NDB ke penerima ADF udara dikenal
sebagai
ground
wave
dan di sepanjang permukaan bumi. Pada malam
hari
dgn
ionosfir
Perubahan
yang
terjadi
dan
gelombang
radio
lingkungan langit ditransmisikan dibiaskan kembali ke bumi. Pencampuran gelombang langit tidak langsung
dan
ground
wave
menyebabkan distorsi pada diagram kutub dari udara loop. Akibatnya ADF jarum mengembara dan tidak ada indikasi stabil tersedia. Efek ini paling menonjol saat fajar dan senja dan kisaran sepanjang ground wave ini dilemahkan. Efek ini juga dikenal
sebagai
Interferensi Sky Wave. Kisaran Terproteksi diterbitkan
dalam
AIP tidak berlaku untuk malam. Kadang-kadang siang dan
malam
berkisar dari NDB secara
terpisah
diberikan
dalam
publikasi Aeronautical, yang terakhir menjadi kurang dalam
jangkauan. Daya yang meningkat dari NDB tidak mengurangi efek malam. Beacon Locator dengan cakupan yang terbatas dianggap bebas dari efek ini.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image032.jpg)
Gambar
16.
10. COASTAL BIAS. Radio gelombang melewati garis pantai di kecil
sudut mengalami refraksi karena melakukan yang berbeda dan mencerminkan sifat atas tanah dan laut. Sebuah indikasi bearing yang salah diperoleh di helikopter yang terbang di atas laut dan mengambil bantalan dari NDB terletak di atas tanah. Efeknya kurang untuk NDB di pantai dari satu daratan dan pada 90 ° bearing dengan garis pantai maka pada sudut miring. Oleh karena itu, diberikan beacon pilihan penggunaan di pantai dan mengandalkan bearing tegak lurus terhadap garis pantai.
STATIS. Gangguan listrik yang cukup besar ini diciptakan oleh badai untuk sinyal dilemahkan NDB pada rentang yang panjang. Keringanan dari badai menghasilkan sinyal yang kuat dan menyebabkan penunjuk ADF untuk berayun dari arah NDB terhadap badai listrik. Indikasi sama sekali tidak benar dapat diperolehselama seperti kondisi cuaca buruk.
sudut mengalami refraksi karena melakukan yang berbeda dan mencerminkan sifat atas tanah dan laut. Sebuah indikasi bearing yang salah diperoleh di helikopter yang terbang di atas laut dan mengambil bantalan dari NDB terletak di atas tanah. Efeknya kurang untuk NDB di pantai dari satu daratan dan pada 90 ° bearing dengan garis pantai maka pada sudut miring. Oleh karena itu, diberikan beacon pilihan penggunaan di pantai dan mengandalkan bearing tegak lurus terhadap garis pantai.
STATIS. Gangguan listrik yang cukup besar ini diciptakan oleh badai untuk sinyal dilemahkan NDB pada rentang yang panjang. Keringanan dari badai menghasilkan sinyal yang kuat dan menyebabkan penunjuk ADF untuk berayun dari arah NDB terhadap badai listrik. Indikasi sama sekali tidak benar dapat diperolehselama seperti kondisi cuaca buruk.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image034.jpg)
Gambar
17.
11. QUADRANTAL ERROR.
NDB sinyal dapat mencapai antena penerima secara
langsung
dan
juga
setelah dipantulkan oleh badan helikopter. Karena rangkaian listrik dan arus yang
mengalir
melewatinya terdapat medan
elektromagnetik di sekitar helikopter, segaris umum dengan badannya. Hal ini menyebabkan insiden gelombang radio membelokkan di dekat antena penerima ADF. Sinyal campuran akan
mempengaruhi posisi nol dan bearing ditunjukkan bisa dengan
kesalahan besar. Efek maksimum pada bearing relatif quadrantal - 045, 135, 225 dan 315 relatif
terhadap
heading. Instalasi modern kompensasi
untuk
kesalahan
ini
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image036.jpg)
Gambar
18.
12. TERRAIN DAN EFEK MOUNTAIN.
Di atas daerah
pegunungan dan pasir gurun
jangkauan sinyal NDB relatif lebih rendah daripada yang di atas laut. Jangkauan terpercaya dari NDB terletak di pantai mungkin berbeda untuk setiap arah. Refleksi dan difraksi gelombang radio di daerah pegunungan dicampur dengan ground wave dapat menyebabkan fluktuasi sinyal. Bearing menunjukkan mungkin berada di kesalahan atau berubah dengan cepat di atas daerah tersebut. Penggunaan frekuensi yang lebih tinggi dalam kasus seperti itu dapat mengurangi masalah.
jangkauan sinyal NDB relatif lebih rendah daripada yang di atas laut. Jangkauan terpercaya dari NDB terletak di pantai mungkin berbeda untuk setiap arah. Refleksi dan difraksi gelombang radio di daerah pegunungan dicampur dengan ground wave dapat menyebabkan fluktuasi sinyal. Bearing menunjukkan mungkin berada di kesalahan atau berubah dengan cepat di atas daerah tersebut. Penggunaan frekuensi yang lebih tinggi dalam kasus seperti itu dapat mengurangi masalah.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image038.jpg)
Gambar 19.
13. SYNCHRONOUS TRANSMISI ATAU GANGGUAN
STATION.
jika dua NDBs beroperasi pada frekuensi
berdekatan satu sama lain maka bearing yang diperoleh di ADF akan kesalahan.
Hal ini disebabkan karena pencampuran sinyal radio, terutama pada malam hari
dengan jangkauan panjang gelombang langit yang tidak diinginkan juga diterima
pada frekuensi yang sama dari stasiun jauh. Dalam kasus seperti NDBs dengan
frekuensi yang berdekatan atau sama secara geografis dipisahkan dengan baik di
lokasi.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image040.jpg)
Gambar 20.
E.
Ketepatan Dan Range
Ketepatan peralatan Airborne untuk urutan ± 2 ° yang
dikombinasikan dengan sistem dan NDB tereduksi
menjadi
± 5 ° dalam jangkauan terlindung dari beacon. Faktor-faktor yang
mempengaruhi rentang adalah:
a. Sky wave gangguan atau Night Effect akan
mengurangi jangkauan yang dapat
diandalkan untuk sekitar 70 nm.
b. Jangkauan sebanding
dengan
akar
kuadrat
dari daya pemancar. Karena itu melipatgandakan
kekuatan
jangkauan harus meningkat
empat
kali.
c.
frekuensi rendah memiliki redaman lebih kecil dari gelombang permukaan sehingga memberikan jangkauan yang lebih
tinggi.
d. Jenis emisi juga
menentukan jangkauan maksimum karena daya transmisi digunakan
untuk
modulasi sinyal. N0N A1A telah yang paling
besar dan A2A jangkauan sedikit.
e. Atas laut dan jangkauan permukaan yang
halus
lebih
dari
atas
tanah
kering
dan
berpasir karena redaman kurang pada kasus pertama.
BAB
VI
ANTENA
NDB
A.
Pendahuluan
Sebuah antena yang efisien untuk
Non-Directional Beacon akan membutuhkan ketinggian efektif antara 600 dan
220ft, tergantung pada frekuensi operasi di kisaran 190 sampai 535kHz. Hal ini
bisa dicapai hanya dengan dengan menggunakan struktur yang sangat tinggi yang
tidak ekonomis atau praktis, terutama untuk instalasi daya rendah, berlokasi
dekat dengan landasan pacu bandara. ketinggian antena yang efektif yang umumnya
digunakan bervariasi antara 20 dan 100ft.
B.
Rangkaian
Equivalent Antena:
Rangkaian equivalent antena elektrik
singkat ditunjukkan pada gambar dibawah.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image042.jpg)
Gambar 21.
di
mana:
-
C adalah kapasitas antena yang
ditentukan oleh panjang dan posisi dari pemancar.
-
R A adalah hilangnya resistansi seri pada
struktur antena.
-
R G adalah hilangnya resistansi seri pada ground
plane.
-
RR
adalah resistansi radiasi antena yang merupakan komponen tambahan yang
setara dengan impedansi dari ruang bebas.
C.
Efisiensi
Antena:
Daya sebenarnya terpancar dari
antena sebesar IA2
X RR sedangkan
disipasi pada RA dan RG merupakan daya yang terbuang.
Ketika antena elektrik short, RR biasanya sangat kecil dibandingkan
dengan RG dan reaktansi XC kapasitansi C. teknik yang biasa
digunakan dalam menyesuaikan pemancar ke sistem antena untuk XC seri beresonansi
menggunakan beban. Secara keseluruhan Rangkaian ekuivalen ditunjukan pada
gambar dibawah
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image044.jpg)
Gambar
22.
di
mana:
-
XL adalah reaktansi induktif kumparan
beban, dan secara numerik sama dengan XC. yaitu L =1/( 2pFo )2 C
-
R L adalah hilangnya resistensi
kumparan beban dalam ohm.
-
F o adalah frekuensi pembawa
dalam operasi di Hz .
-
Q L adalah faktor Q dari
kumparan beban
Resistansi radiasi dapat dihitung
dengan :
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image046.gif)
di mana he adalah tinggi efektif antena (bukan tinggi fisik, lihat paragraf 3.1), dan l adalah panjang gelombang pada
frekuensi radio.
Efisiensi radiasi antena kemudian
didapat dari :
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image048.gif)
Daya radiasi pada frekuensi pembawa
(Pr ) Sama dengan Pin X N dimana Pin adalah pembawa daya
output pemancar. tetapi karena daya pancar sebesar IA2 X RR maka arus antena IA =
dan tegangan puncak untuk antena carrier
adalah: VA puncak (carrier) = Ö 2 x IA x XC
volt puncak.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image050.gif)
Pada modulasi 100% tegangan ini akan
dua kali lipat jika pelemahan sideband diabaikan.
Dari Persamaan di atas jelas bahwa
efisiensi antenna akan ditingkatkan dengan:
1. Membuat ketinggian yang efektif
sehingga RR sebesar mungkin.
2. Membuat kapasitansi antena setinggi
mungkin untuk mengurangi nilai XC dan XL yang akan mengurangi tegangan RL dan
rf pada elemen radiasi.
3. meminimalkan hilangnya resistansi
antena RA dengan meminimalkan kontak resistensi dan kerugian dielektrik dalam
isolator.
4. Memilih frekuensi operasi setinggi
mungkin di band 190 sampai 535KHz. (Ini mungkin tidak mengakibatkan peningkatan
kekuatan sinyal pada satu titik, namun karena adanya pelemahan jalur propagasi pada
frekuensi yang lebih tinggi)
5. Menyediakan lahan yang memadai untuk
meminimalkan RG . Ini merupakan komponen yang sangat penting dari sistem antena
yang perlu diperhatikan dalam desain antena.
Pertimbangan ekonomi biasanya menjadi faktor utama dalam memilih
antena untuk lokasi tertentu. Pemancar daya tinggi biasanya dipasangkan dengan efisiensi antena yang besar
sedangkan NDB berdaya rendah memanfaatkan struktur kurang efisien.
D.
Bandwidth
Antena:
Rangkaian resonan Q yang tinggi,
antena berfungsi sebagai filter bandpass dengan bandwidth yang terbatas yang
secara signifikan dapat melemahkan sidebands dari sinyal yang dipancarkan.
Bandwidth ini dapat diperoleh dari:
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image052.gif)
dimana
Fo adalah frekuensi carrier dalam
Hz.
pelemahan
sideband ditentukan oleh:
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image054.gif)
dimana
FM
= modulasi frekuensi dalam Hz
Dan
Persamaan 5
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image056.gif)
Pelemahan
sideband adalah pengaruh
buruk yang mengurangi kedalaman sinyal modulasi yang ditransmisikan di
bawah level optimal 90-95%.
Pengguna menggunakan berbagai metode
untuk mengatasi masalah ini termasuk:
1. pilihan Antena
dengan kapasitas yang lebih besar
dan tinggi.. Sejauh ini adalah metode terbaik namun sering tidak ekonomis, terutama untuk instalasi daya rendah.
2. Mengubah nada
modulasi frekuensi dari 1020Hz sampai 400Hz.
Metode ini dapat meningkatkan kedalaman modulasi yang dipancarkan, tetapi sinyal
audio yang terdeteksi dapat
menjadi kurang jelas karena
gangguan noise yang tinggi.
3. Broadbanding dari
rangkaian antena menghubungkan sebuah resistor beban secara
seri dengan rangkaian ekivalen Gambar
2. Teknik ini mengurangi
efisiensi antena.
4. Saat beroperasi dengan sinyal amplitude yang termodulasi dan tidak dikehendaki untuk overmodulate sinyal pada output transmiter, sebagai
upaya untuk meningkatkan kedalaman
modulasi yang dipancarkan. Tindakan ini hanya akan mengakibatkan distorsi dalam penguat daya dari pemancar
dan akan mengurangi tingkat rata-rata dari
sinyal pembawa yang dipancarkan saat modulasi.
Singkatnya, sejumlah pelemahan sideband
tidak dapat dihindari dengan antena
pendek seperti efisiensi antena, harus dianggap sebagai trade
off terhadap biaya instalasi.
harus disadari, bahwa ketepatan arah dari
kompas radio tidak
tergantung pada modulasi, yang berfungsi untuk sinyal
untuk rasio kebisingan dari sinyal
pembawa.
Instalasi daya rendah jarang memancarkan
sinyal dengan tingkat tinggi dengan kedalaman modulasi tetapi dalam banyak kasus hal ini tidak
secara signifikan mengurangi berbagai operasi instalasi.
hal ini dibahas dalam ICAO Annex 10 Bagian C lampiran
1 C.19 menunjukkan terpancaran kedalaman modulasi untuk sistem berbagai antena dan
frekuensi operasi.
E.
Impedansi Input Antena:
Bila rangkaian pada Gambar 2 disetel untuk resonansi, impedansi Input dari
sistem antena pada frekuensi
pembawa adalah resistif murni dan
sama dengan:
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image058.gif)
Hal ini biasanya berubah dalam
transformator yang sesuai dengan impedansi untuk pemancar terakhir dari 50 atau 72 ohm.
Rangakaian antena impedansi Input
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image060.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image062.gif)
Hal ini penting untuk mengenali dampak dari perbedaan impedansi pada
tahap output pemancar. Arus RF disediakan
di frekuensi sideband, untuk memberikan pengaturan tegangan kedalaman modulasi, akan
lebih kecil saat bekerja beban menjadi 50 ohm resistif. Ini
artinya jika bentuk gelombang tegangan dan arus pada
output pemancar diteliti menggunakan osiloskop, bentuk
gelombang tegangan akan
menunjukkan kedalaman modulasi
lebih besar dari gelombang arus. Gelombang arus di
sisi lain akan menunjukkan kedalaman
modulasi yang sama
dengan sinyal terpancar yang sebenarnya. Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa situasi ini dapat dibalik jika kabel
feeder yang menghubungkan pemancar
ke antena dan panjang.
Jalur ini kemudian berfungsi sebagai transformator quarter wave oleh impedansi karakteristik di frekuensi pembawa Fo
tetapi tidak cocok pada frekuensi
sideband Fo +
FM. Dengan demikian, pada akhir Input dari
saluran transmisi impedansi yang tinggi pada frekuensi sideband
akan ditransformasikan ke impedansi yang
lebih rendah dari impedansi karakteristik kabel. Dimana,
gelombang pada output pemancar menunjukkan kedalaman
modulasi yang lebih besar pada bentuk
gelombang tegangan. Pada saat mengatur
rangkaian pemancar, harus dilakukan perawatan untuk memastikan bahwa tak
satu pun tegangan maupun arus gelombang yang overmodulated pada penguat Output
pemancar.
Beberapa unit penyetelan antena
memanfaatkan beban coil untuk paralel yang beresonansi daya antena. Teknik ini
menghasilkan penurunan impedansi pada frekuensi sideband dan pada frekuensi
pembawa. Seringkali beban coil membentuk bagian dari jaringan p yang digunakan untuk mencapai
impedansi yang sesuai tanpa menggunakan transformator. Teknik ini menurunkan
impedansi Input pada frekuensi sideband. performa dari sirkuit resonansi
paralel sangat mirip dengan jenis resonansi seri tetapi menjadi kurang populer,
F.
Parameter Antena:
a. Efektifitas Tinggi
efektivitas antena NDB ditentukan
oleh arus antena dan jarak. Mengingat tempat yang terisolasi dengan tiang
radiator vertikal ketinggian h tanpa beban, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.1 (a). Arus yang mengalir
pada tiang akan nol pada puncak seperti arus tiang
yang rata-rata sama
dengan I / 2. karenanya, efektivitas sebagai radiator saat ini sebanding dengan I / 2 x h.
Cara lain untuk menyatakan produk
ini adalah
mana
=
tinggi antena yang efektif
=
h
/
2
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image064.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image066.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image068.jpg)
Gambar 23.
melihat
contoh kedua, yang
ditunjukkan pada Gambar 6.3 (b), dari radiator basis, terisolasi
atas
vertikal load, dapat
dilihat bahwa saat kemiringan
ke nol pada kapasitas ekstremitas atas. arus rata-rata yang
mengalir di bagian
vertikal jelas meningkat seperti
pada contoh pertama, maka, ketinggian efektif
dikatakan meningkat.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image066.gif)
Secara
kuantitatif, peningkatan
tergantung
pada nilai relatif dari
kapasitas tiang sehingga tinggi
efektif,
diberikan
oleh:
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image066.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image066.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image070.gif)
di mana:
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image072.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image074.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image076.gif)
Top loading sering
dicapai dengan menggunakan
elektrik yang terhubung
ke puncak menara
dengan isolator ditempatkan pada
panjang bagian bawah. Hal ini jelas bahwa jika
insulator ini diposisikan dekat
dengan tanah kapasitas
akan meningkat namun
ketinggian rata-rata
akan berkurang. Mmaka isolator biasanya
ditempatkan pada ketinggian
vertikal di atas permukaan
tanah sama dengan
4/7
dari
ketinggian menara.
Contoh ketiga dapat dilihat di
mana tiang diground dan isolator yang ditempatkan di antara
bagian atas tiang dan
kapasitas penutup. Dengan pengaturan ini,
kumparan beban juga
harus diposisikan
di bagian atas tiang. arus input total kemudian mengalir
melalui ketinggian
penuh dari tiang karena
= H.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image066.gif)
Seperti ditunjukkan dalam
persamaan (1) dan (2), resistansi radiasi
dan efisiensi
RR µ he2 (Kira-kira).
RR µ he2 (Kira-kira).
Oleh karena itu, sangat penting
untuk mendapatkan tinggi
yang seefektif mungkin, selanjutnya
diperoleh dengan menempatkan kumparan beban setinggi mungkin
pada struktur antena.
b. Kapasitas Antena
Peningkatan kapasitas
dan sistem antena
meningkatkan efisiensi
bandwidth dengan mengurangi kebutuhan untuk
memuat nilai induktansi
kumparan bersama
dengan resistansi seri
loss.
Kapasitas
antena secara
kasar dapat diperkirakan dengan
menggunakan data
berikut:
Antena
|
Perkiraan
kapasitansi
|
Basis - terisolasi menara vertikal
|
5 - 6PF per
kaki
|
whips atau
radiator vertikal
|
4PF per
kaki
|
Single
horizontal atau vertikal kawat
|
3PF per
kaki
|
Dimana sebuah
kawat tunggal digunakan,
kapasitas efektif
per kaki untuk
mengurangi dengan mutual
coupling antara kabel karena harus
diposisikan terpisah
sejauh mungkin. Pada tegak lurus
top loading ke
tiang, mengikuti
kapasitansi dapat
diperkirakan untuk total panjang
elemen peradiasi.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image078.jpg)
Gambar 24.
Ketika top
loading digunakan,
kapasitas per
kaki berkurang
karena tidak terletak
pada satu pesawat
dan
kopling pada radiator vertikal meningkat. Dimana empat
top loading pada
45
°
yang digunakan, kapasitas kaki per 1.5pF dapat
diketahui.
c. Ground Loss Antena
Beberapa pengaturan
yang umum digunakan untuk radiator monopole dengan
set konduktor panjang
radial yang sama dengan panjang dan tinggi monopole,
ditempatkan secara simetris di tanah sekitar antena yang
akan ditampilkan. ini dapat
digunakan sebagai pedoman untuk
memperkirakan hilangnya ketahanan
untuk konfigurasi serupa. meskipun bidang tanah tidak
berpengaruh pada pola radiasi horisontal.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image080.jpg)
Hal
ini dapat dilihat bahwa hilangnya resistensi ground sangat tergantung pada
jenis tanah di sekitar antena
d. Antena Loss Resistansi
Resistansi ini biasanya cukup kecil dan dapat diabaikan tetapi pada antena yang paling efisien. RA= 0,1 ohm
dapat digunakan sebagai
perkiraan sementara.
e.
Contoh
Perhitungan Karakteristik Antena
Towers jeruji 150ft di atas
payung beban terdiri
dari empat radial masing-masing
50 meter. Bidang
tanah dengan 60 x 150ft radial. Antena
disuplai dari pemancar 1kW pada 300KHz dimodulasi pada 1020Hz. Perkirakan reaktansi antena,
tinggi efektif, ketahanan radiasi, gorund loss resistensi,
efisiensi, bandwidth, dan redaman tegangan puncak
sideband (coil mengasumsikan
Q 300). Konduktivitas
tanah - permitivitas adalah 0,001-15.
- Antena Kapasitas:
Mast kapasitas CM = 6 x 150 = 900pF
Topi kapasitas CH = 4 x 50 x 1,5 = 300pF
Total kapasitas = 1200pF
reaktansi Antena ![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image082.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image082.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image084.gif)
Reaktansi beban koil harus + j 442. Dengan asumsi faktor kumparan Q 300 dari hilangnya resistansi.
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image086.gif)
- Perlawanan
Radiasi
Dari
Persamaan 7
Ketinggian
efektif ![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image088.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image088.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image090.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image092.gif)
panjang
gelombang di 300kHz =
=1000 m = 3280 ft
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image094.gif)
dari Persamaan
1
Radiasi Resistansi ![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image096.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image096.gif)
- Efisiensi
Antena
Dari
Persamaan 2
Antena Efisiensi
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image098.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image100.gif)
Oleh
karena itu, memancarkan daya pembawa = 1kW x
= 191W
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image102.gif)
Daya
yang dipancarkan = IA2 x RR = 191W
Oleh
karena itu, arus antena
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image104.gif)
- Bandwidth
Antena
Dari
persamaan
5
Q dari sistem antena = ![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image106.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image106.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image108.gif)
dari Persamaan 3
BW Antena ![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image110.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image110.gif)
Dari
persamaan
4
Sideband
attenuation
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image112.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image114.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image116.gif)
atau
kedalaman mod berkurang sebesar 16,51%
yaitu jika kedalaman mod adalah 95%
pada input, kedalaman mod terpancar akan 95 x .0.835 = 79,3%.
Oleh karena itu, modulasi komponen
efektif antena saat = IA x 793
- Tegangan
Puncak Antena:
Pada
tegangan puncak modulasi antena diberikan oleh
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image118.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image120.gif)
![](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image122.gif)
BAB VII
COMPLIANCE WITH
STANDARD
A.
Jenis Pancaran Peralatan NDB
1. CW
(Continuous Wave)Satu sinyal pemancar Radio Frekuensi (RF) yang terbentuk hanya
dari sinyalFrekuansi Carrier (FC).
2. MCW
(Modulation Continuous Wave)Suatu sinyal pancaran RF yang terbentuk dari
frekuensi carrier yangtermodulasi oleh Audio Frekuensi (AF).
3. KCW (Keying
Continuous Wave)Suatu sinyal pancaran RF yang terbentuk dari frekuensi carrier
yangtermodulasi oleh sinyal Audio Frekuensi (AF),namun sinyal audio
tersebutdikodekan dengan identifikasi berupa keying kode morse.
B.
Power
Output dan Range
Power Out Put NDB berkisar antara 25
Watt – 10 Kilo Watt. Jarak jangkauan yang bisa ditempuh gelombang RF NDB tergantung
dari besar kecilnya power yang terpancar. NDB dengan power kecil bisa mencapai
jangkauan ± 10 NM, jenis ini hanya digunakan untuk aerodrome locator dan bisa
mencapai lebih 500 NM untuk NDB dengan high power, (kondisi ini masih perlu
dipertimbangkan pada waktu malam dan siang juga permukaan bumi, lautan atau
daratan yang menjadi rambatan dari jenis LF dan MF). Makin besar kekuatan
pancar NDB, makin besar pulalah daerah cakup NDB tersebut :
1. Low Range/Power
Daerah cakup/Coverage Range 50 NM –
100 NM (1 NM = 1,853 Km), dengan daya pancar/out put power antara 50 – 100 Watt
yang termasuk jenis ini adalah tipe : G 142, LWX 100 dan NX 200.
2. Medium Range/Power
Daerah cakup/Coverage Range 100NM –
150 NM dengan daya pancar/out put power antara 500 – 1000 Watt.
3. High Range/Power
Daerah cakup/Coverage Range 150NM –
300 NM dengan daya pancar/out put power antara 2000 – 3000 Watt. Yang termasuk
jenis ini adalah tipe G91 dan NX 12000. Di Indonesia terpasang beberapa jenis
NDB dengan kekuatan pancar yang berbeda disesuaikan dengan persyaratan operasi
pelabuhan udara bersangkutan, untuk bandara kecil biasanya NDB yang digunakan
berkekuatan sekitar 10 Watt – 25 Watt, hanya untuk keperluan let down.
C.
Frekuensi
NDB
NDB bekerja pada band frekuensi LF
dan MF yaitu antara 200 – 400 KHz, dan secara terus menerus memancarkan
frekuensi carrier dengan modulasi 1020 Hz untuk identifikasi (tanda
pengenal stasiun tersebut).
contoh : NDB type Redifon G 40 = 137,5 – 550 KHz NDB type Nautel = 190
– 535 KHz
Identifikasi untuk NDB menggunakan
dua atau tiga huruf morse, dan dikirimkan dengan kecepatan rata-rata tujuh kata
per menit dengan keyed tone frekuensi 400 Hz atau 1020 Hz.
Keyed
-
Dot
(.)
= 0,125 second
-
Dash
( – )
= 0,375 second
-
Interval
Between Element = 0,125
second
-
Interval
Between Character = 0,375
second
D.
Jenis NDB
a. Fixed NDB, Contohnya NDB NAUTEL ND 2000, NX 100
b. Portable NDB, Contohnya NDB LWX
100-A
E.
Tipe-tipe NDB
Ada beberapa
macam NDB, yaitu:
a. AN / URN-5, buatan Illionis
b. WILCOX 785.E, buatan Kansas
c. LWX 100 / 100A, buatan Kanada
d. NEUTEL NX 4000 / ND 2000, buatan kanada
e. AEROCOM 5033 buatan Miami, Florida
f. SCARab Buatan Texas
g. SA – 100 buatan Texas
F.
Contoh NDB (NDB LWX 100-A)
a. Bentuk fisik NDB LWX 100A
![http://i.ebayimg.com/t/NON-DIRECTIONAL-BEACON-SPILSBURY-TINDALL-LWX-100-FREQUENCY-530KHZ-/00/s/MTA2NlgxNjAw/$%28KGrHqF,%21jUE8DfiGepiBPCghQPBEg%7E%7E60_35.JPG](file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image124.jpg)
Gambar
25
Keterangan Front
Panel:
1.
Saklar ON/OFF
2.
Saklar Tune/Operate
3. O/P
Adj Control
4.
Regulator Voltage meter
DATA
TEKNIK:
Frekuensi
kerja : 200 - 535 KHz
Power
output : 100 W (PEP)
Vibrantion : 50 ohm
Frekuensi
modulasi : 400 Hz / 1020 Hz
Emisi : AM
Konsumsi
power : 115 / 230 V AC
15%
50-60
Temperature : -40 c - +60 c
Humidity : 95%
Pabrik : Spils Bury,
Vancouver, Canada
Instalasi : - Single
System
- Dual
System
b. Modul
LWX 100-A terdiri atas 8
circuit module dengan beberapa circuit tambahan yang dikaitkan langsung pada chassis. Module tersebut adalah:
1. Switching Regulator – PVR8
2. 12 Volt D.C. Converter - PIV4
3. Digital Keyer – DKPB2
4. Program Matrix – MTX2
5. SSB Low Level Modul – SLL3
6. Driver/Bias Module – DRB2
7. Directional Coupler – DCP2
8. Switchover – SOR2
c. Keterangan fungsi tiap modul.
1. Switching Regulator - PVR 8
Modul ini berfungsi untuk
menstabilkantegangan input baik dari sumber tegangan PLN (AC) maupun tegangan
dari battery (DC).Modul ini juga berfungsi mensupply tegangan ke tiap modul
yang ada di NDB LWX 100A.
2. 12 Volt DC Converter - PIV 2
Modul ini hanya di miliki oleh LWX
100A saja.Modul ini berfungsi untuk merubah tegangan DC dari battery menjadi AC
kemudian di rubah menjadi DC kembali.Selain itu modul ini bekerja jika tidak
ada tegangan dari sumber.Input tegangan dari battery yang di gunakan adalh 12
volt DC dengan output tegangan sebesar 30 VDC.
3. Digital Keyer - DKB 2
Adalah sebuah
modul yang sangat
dibutuhkan oleh setiap
NDB. Karena modul
ini adalah penghasil
deretan pulsa keyer
yang inputnya berupa
sandi, yang berasal
dari Program Matrix
jadi bisa juga
disebut penerjemah dari
Program Matrix.
4. Program Matrix-MTX
2
Adalah modul
yang menentukan suatu
tempat atau pangkalan
atau landasan yang memiliki
sandi-sandi atau kode-kodenya
sendiri. Modul program
Matrix adalah tempat pemograman atau
penghasil sandi-sandi berupa titik
(dot) dan garis
(dash) yang outputnya
akan masuk kedalam
modul Digital Keyer.
Ditiap tempat atau
pangkalan atau landasan
memiliki Program Matrix
yang berbeda-beda, dan
sudah ditentukan serta menjadi
alamat atau identitas
yang sudah fix.
5. SSB
Low Level Module-SLL
3
Modul ini
adalah modul terpenting
yang terdapat dalam
sebuah NDB, karena didalam modul
ini terjadi proses
modulasi level tingkat
rendah, antara frekuensi
pembawa dan signal infomasi.
6. Driver Bias Module-DRB 2
Modul Driver Bias berfungsi untuk
menguatkan signal dari output SSB Low Level sehingga signalnya membesar hingga
level tertentu sehingga level signal tersebut dapat menggerakan Power
Amplifier.
7. Directional Coupler-DCP 2
Sebagai gerbang atau pintu keluar
signal yang sudah mengalami serangkaian perjalanan.Modul ini berfungsi
memonitor arus RF (Radio Frekuensi) anatra output LWX 100-A dengan Antena,
serta modul ini juga menghasilkan atau menyuplay tegangan ke Switch Over.
8. Switch Over-SOR 2
Modul ini berfungsi untuk melindungi
NDB apabila terjadi masalah dari Antena System, serta digunakan untuk saklar
yang berfungsi untuk mematikan (shut down) NDB secara otomatis bila terjadi
Trouble Shooting. Serta dalam cara pemasangan Dual System modul ini
berfungsi memberi fasilitas saklar pemindahan secara otomatis dari TX 1 ke TX
2.